Rabu, 23 November 2016

UKCUD # DUA PULUH #

# DUA PULUH #

✩✩✩

Dia datang..
Dia nyata..
Dia ada disini..
Di hadapan ku dengan senyum lebar..

Oh.. betapa aku merindukan nya..
Suaranya.. senyumannya..
Tawanya.. juga ceritanya..

Dunia ku terhenti..
Hanya dia poros mata ku
Otak ku membeku..
Hanya hati ku yang bicara

Aku merindukan mu..
Aku merindukan mu..
Aku sangat merindukan mu..
Oh, cinta ku..

✩✩✩

By. Siska Damast
160806
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

UKCUD # SEMBILAN BELAS #

# SEMBILAN BELAS #

✩✩✩

Enam bulan...
Waktu tang telah ku lalui

Tanpa diri nya
Tanpa senyum nya
Tanpa canda nya
Juga tanpa keacuhan nya

Aku merindukan nya
Sungguh, aku amat merindukan nya

Ingin rasanya berlari menemuinya
Memaksa diri ku sendiri
Untuk tak lagi peduli pada waktu
Tak lagi peduli pada alasan

Hanya ingin dirinya
Hanya ingin bahagia ku
Hanya sisa waktu ku
Hanya untuk bersamanya

Hanya dia
Hanya dirinya..
Dan aku..

✩✩✩

By. Siska Damast
160805
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

Selasa, 15 November 2016

Kata Hati

Sungguh, rasanya aku ingin berteriak

Mengatakan kalau kau begitu bodoh

Kenapa kau mengikuti jejak ku

Mengulang kebodohan ku

Membuang kesempatan saat mereka datang

*

Rasanya menyesakkan,

Melihat adegan yang sama berputar kembali

Meski bukan lagi untuk ku

Tapi rasanya masih sama sesaknya

*

Aku terus berteriak pada mu

Aku pernah berada disana

Melakukan yang kau fikirkan

Melakukan yang kau ingin lakukan

*

Tapi akhirnya.. aku menyesal

Hingga detik ini.. aku masih menyesal

Mengutuki seluruh kebodohan ku dulu

Memaki semua kepercayaan bodoh ku dulu

*

Dan kini.. kau mengulang kembali kebodohan ku

Aku berteriak sekuat tenaga pada mu

Lakukan! Apapun yang akan terjadi nanti, lakukanlah!

Tapi tidak! Kau memilih jalan seperti ku dulu

*

Kau justru melakukan yang ku lakukan dulu.

Sekarang.. kesempatan itu telah pergi.

Ya.. perlahan kau terus merasakan sesak itu.

Tapi tidak.. ku harap masih ada keajaiban Tuhan untuk mu

*

Aku tak berani berharap keajaiban untuk diri ku sendiri

Tapi aku masih akan terus berharap untuk mu

Untuk cinta mu tak berakhir seperti milik ku

Berharap untuk mu diberi kesempatan sekali lagi

Dan merasakan bahagia dengan cinta mu

*

Ku harap.. kau tak merasakan sesal seperti ku

Perasaan itu menyakitkan

Bahkan jauh lebih sakit dibanding yang mampu ku bayangkan sebelumnya

Ku harap Tuhan berbaik hati memberikan mu kesempatan sekali lagi dengan cinta mu

Sebelum ikatan abadi itu datang dan membawa pergi cinta mu pada yang lain

Hanya itu.. hanya itu yang ku harapkan

Agar kau tak merasakan sakit yang masih ku rasakan

✩✩✩

By. Siska Damast
161115
🌹🌹🌹




Selasa, 08 November 2016

UKCUD # DELAPAN BELAS #

# DELAPAN BELAS #

✩✩✩

Hari ini hari terkahir ku di sekolah
Hari terakhir ku melihat dirinya
Mungkin juga terakhir kalinya,
Aku bisa menatap senyum indahnya

Hidup ku setelah ini akan berubah
Tak ada dirinya lagi
Tak ada mimpi
Dan tak kan pernah ku berharap

"Itu yang ingin kau berikan padanya?"

Suara sahabat ku terdengar
Membuat ku mengangkat kepala
Menatapnya dengan senyum tipis
Dan anggukan kepala

"Baiklah. Aku akan memberikan padanya nanti."

Kata dari sahabat ku itu
Membuat senyum ku melebar
Beban yang tadi terasa berat,
Kini terasa begitu ringan

Setelah ini aku bisa pergi dengan tenang
Setidaknya dia tak akan tahu
Dan ini lebih baik

Dia tak perlu tahu
Dan cukup hanya aku
Hati ku yang mencintainya

✩✩✩

By. Siska Damast
160804
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

UKCUD # TUJUH BELAS #

# TUJUH BELAS #

✩✩✩

Maafkan aku..
Maafkan aku..
Maafkan aku..

Tak ada kata lain
Ku harap kau kan mengerti
Aku mencintai mu
Tapi maafkan aku

Kau ada di dunia ku
Dunia kecil ku
Membuatnya begitu indah
Begitu menyenangkan

Tapi kini dunia ku hancur
Semuanya berubah
Dunia kecil ku akan menghilang
Perlahan dengan waktu yang ditentukan

Ku mohon maafkan aku
Mencintai mu..
Namun akhirnya harus menghilang
Dan pergi meninggalkan diri mu

✩✩✩

By. Siska Damast
160803
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

Sabtu, 29 Oktober 2016

Kata Hati 5

✩✩✩

Ada banyak fakta dalam dunia nyata,

Tapi dalam dunia khayal...

Jauh lebih banyak fakta yang mengejutkan.

Hanya saja...

Terlalu banyak pula tembok baja menjulang tinggi.

Membuat fakta dunia khayal menjadi hilang..

Terasing..

Tersingkir..

Lalu terbuang begitu saja..

Bagai seonggok sampah tak berguna.

Dan tulisan ini..

Hanya pemikiran dari sudut pandang seorang wanita biasa seperti diriku.

✩✩✩

By. Siska Damast
161029
🌹🌹🌹

Jumat, 28 Oktober 2016

UKCUD # ENAM BELAS #

# ENAM BELAS # 

✩✩✩

Lucu! 
Hanya kata itu yang terlintas 
Tidak adakah yang lebih buruk? 
Sepertinya memang tidak 

Tubuh ini rusak 
Ya, mereka bilang tubuhku rusak 
Tidak! Ini lelucon bodoh 
Bagaimana mungkin mereka... 

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" 

Manik gelapku semakin menghitam 
Dirinya.. dia.. disini 
Dia dihadapan ku 
Menatap ku khawatir 

Aku sedang bermimpi kemarin 
Mimpi tergila yang pernah ku dapat 
Tapi tak ada yang terdengar 
Suaraku tersimpan rapat didalam 

"Hei, muka kamu pucat. Ke uks ya." 

Suara beratnya lagi yang terdengar 
Membuat kepala ku berdentum keras 

Berhenti bertanya! 
Pergilah dan jangan bertanya padaku. 

Pergilah.. ku mohon pergilah.. 
Jangan tatap aku dengan wajah itu. 

Aku baik-baik saja! 
Aku tidak akan mati secepat itu! 
Tidak! Aku tidak...

✩✩✩

By. Siska Damast 
160802 
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

UKCUD # LIMA BELAS #

# LIMA BELAS # 

✩✩✩

"Mereka nggak ada apa-apa," 

Kalimat sederhana 
Tapi mampu membalik duniaku 
Mataku menatap tak percaya 
Setengah berharap dan takut kecewa 

"Gw jamin seratus persen." 

Senyumku mengembang 
Ya, aku bahagia 
Jangan tanyakan lagi kenapa 
Karena hatiku merasakannya 

Kalimat pengubah dunia kecilku 
Dunia kecil yang berkabut 
Menjadi terang.. berkilau 
Bagai taman di musim semi 

Aku ingin kau tahu hatiku 
Entah bagaimana 
Tapi aku ingin kau tahu 
Rasa ini ada karena mu 
Dan untuk mu.. 

✩✩✩

By. Siska Damast
160801 
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

Minggu, 23 Oktober 2016

UKCUD # DUA BELAS #

# DUA BELAS #

✩✩✩

"Dia suka sama lo!"

Kata itu terdengar 
Jelas dan menggema 
Membuat mataku membelalak 
Membekukan tubuh ku dengan sempurna

Teriakan sahabat ku padanya..
Membuat nyawa ku seakan melayang 
Pergi meninggalkan raga ku
Dengan gerak perlahan yang menyakitkan

Luka yang tersimpan 
Semakin jelas terukir di sana 
Ketika diri nya semakin menjauh 
Memasang wajah dingin itu

Maaf kan aku..
Yang berani menyayangi mu..

✩✩✩

By. Siska Damast 
160729 
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Kata Hati

Bermimpilah..
Bermimpilah sekuat yang kamu bisa.
Tapi jangan pernah sekalipun mencoba untuk berharap.
Karena harapan, menjadi celah untuk dirimu mencicipi rasa sakit.

✩✩✩

By. Siska Damast
161023
🌹🌹🌹

Rabu, 19 Oktober 2016

UKCUD # EMPAT BELAS #

# EMPAT BELAS # 

✩✩✩

Waktuku dengannya 
Semakin menipis 
Terus terhitung mundur 
Dan semakin habis 

Tak bisakah kau melihatku lagi? 
Tak bisakah kau tetap denganku? 
Tak bisakah kau pergi dari sana? 
Tak bisakah kau? 

Kata itu yang terus terucap 
Begitu lirih dan tak terdengar 
Tertutup hembusan angin 
Mengalun dalam nada sumbang 

Hei.. 
Tak bisakah kau mendengarnya? 
Mendengar detakku.. 
Yang terus mengatakan satu kata 

Nama mu. 

✩✩✩

By. Siska Damast 
160731 
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

UKCUD # TIGA BELAS #

# TIGA BELAS # 

✩✩✩

Air mataku mengalir 
Perlahan dan pasti 
Kini ku akui 
Aku menyayangi dirinya 

Sakit di hatiku 
Semakin jelas dan menyiksa 

Melihat dirinya disana 
Berdiri tegak disamping wanita itu 
Menebar senyum memuja 
Menggores luka untukku 

Luka tipis dan dalam 

✩✩✩

By. Siska Damast 
160730
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com 

UKCUD # SEBELAS #

# SEBELAS # 

✩✩✩

Mata ku menatapnya balik 
Detik berlalu 
Seakan dunia ku terhenti 
Terpaku pada sosoknya disana 

Hatiku tergores dan terluka 
Saat ia berpaling 
Tanpa kata.. 
Menjauh dari tatapanku 

Sesak.. Perih.. Bimbang.. 
Entah bagaimana.. 
Ku harus nyatakan rasa ini 

Tak dapatkah kau kembali? 

✩✩✩

By. Siska Damast 
160728 
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Jumat, 14 Oktober 2016

UKCUD # SEPULUH #

# SEPULUH #

✩✩✩

Dia terus menghindar dari ku
Tak pernah menyapa ku
Tak pernah mengganggu ku
Bahkan melihat ke arah ku pun tidak

Harusnya aku senang
Harusnya aku bahagia
Bukankah sejak awal aku tak menyukainya?
Hei, hati.. apa yang kau inginkan?

Oh, lihat lah..
Dia tersenyum disana..
Senyum yang sama seperti saat bersama ku,

Hei, lihat lah kemari..
Aku disini..
Menunggu mu berjalan kembali, ke arah ku..

Dia menoleh..
Dia menatap ku..
Ya, dia melihat ke sini..
Membuat air mata ku terjatuh juga

"Berhentilah terlihat lemah!"

Hanya gumaman kata itu yang terucap
Tanpa menunggu, ku balik tubuh ku
Menjauh dari sana tergesa
Menghindari tatapannya yang tak terbaca

✩✩✩

By. Siska Damast 
160727  
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

UKCUD # SEMBILAN #

# SEMBILAN #

✩✩✩

Apa dia menghindari ku?
Sejak kemarin ia begitu dingin
Terlihat begitu acuh dan tak peduli
Bahkan menyapa ku pun tidak

Apa aku memiliki salah padanya?
Mengapa ia menjauh begitu?
Aku merasa kehilangan dirinya..
Dia yang biasa mengganggu hari ku

Kau marah pada ku?
Kau kecewa pada ku?
Bicaralah.. Tolong katakan pada ku..
Jangan acuhkan aku..

Aku bingung..
Hati ku sakit dan juga sedih
Katakanlah pada ku..
Jangan menjauh dari ku

✩✩✩

By. Siska Damast 
160726
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Sabtu, 01 Oktober 2016

Ketika Dunia Khayal Mu ...

Dunia khayal mu adalah milik mu..
Dunia mu sendiri tanpa mengganggu ataupun pengganggu..

Sayang nya tak pernah ada jalan tanpa batasan..
Ketika dunia khayal mu yang susah payah kau buat..
Penuh dengan tenaga, pikiran dan emosi..
Kembali lagi.. cacian dari dunia nyata bertandang..

Tak kenal waktu.. tempat.. juga perasaan..
Yang ada hanya cacian.. lalu cacian.. dan sekali lagi cacian..

Sudahlah.. dunia nyata sudah cukup terlalu rumit..
Bahkan dalam dunia khayal pun kembali dibuat rumit..
Lalu bagaimana menjalaninya?
Jika di dunia nyata kau harus berfikir banyak, maka di dunia khayal anggaplah itu angin badai yang berkunjung..

Awalnya terasa menyakitkan ketika melihat hasil perbuatannya tersebut..
Tapi yang di tinggalkannya, perlahan tapi pasti akan kembali menjadi lebih baik lagi..
Lalu berubah menjadi kenangan yang memiliki makna terhebat..

✩✩✩

By. Siska Damast
161001
🌹🌹🌹 

Senin, 26 September 2016

UKCUD # DELAPAN #

# DELAPAN #

✩✩✩

Kepalanya tergeletak di atas meja
Bertumpu pada lengan kirinya
Wajah tidurnya begitu tenang
Semakin memperjelas garis ketampanannya

Tanpa ku sadari, tangan ku terulur ke arahnya
Mencampurkan rambutnya yang jatuh menutupi sebelah matanya

Lembut...

Kata itu lah yang terlintas pertama kali
Membuat jemari ku betah berlama-lama disana

Degh!

Aku terkejut saat matanya terbuka
Manik gelapnya menatap tajam
Ia diam dan terus memandang ku
Membekukan jemari ku yang masih di kepalanya

"Ma..maa..af..."

Senyum di bibirnya muncul
Ketika mendengar suara gugup ku
Sebelah tangannya terangkat
Menggenggam tangan ku di kepalanya
Setengah menahan untuk tetap disana

"Jangan dilepas,"

Gumam nya lalu kembali menutup mata
Menyebarkan rasa hangat di hati ku
Melukis satu bahagia di wajah ku

✩✩✩

By. Siska Damast
160725
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Selasa, 06 September 2016

Kata ini.. sungguh, maafkan saya.

Maafkan saya.. saya hanya ingin berkata yang sejujurnya. Jangan berharap pada diri saya.

Hati saya sepertinya masih berhenti pada satu nama itu. Dan entah sampai kapan, saya sendiri tidak tahu. Sulit menghapus atau menyimpan nama dirinya. Bahkan tanpa saya sadari, saya mencari sosok dirinya pada diri orang lain.

Dan karena hal itu, saya pernah menyakiti hati seseorang. Cukup sekali itu saya menyakiti orang yang saya tahu begitu tulus menyayangi saya. Saya tidak ingin lagi menyakiti ketulusan hati seseorang.

Sekarang, saya katakan sejujurnya. Hati saya masih diisi oleh nama laki-laki itu. Laki-laki yang saya kenal 10 tahun lalu. Laki-laki yang dengan cara bodohnya memaksa masuk ke dalam hidup saya. Mengatakan satu kata yang terus berputar dalam fikiran saya seperti kaset rusak.

Namun kemudian benang merah diantara kami terputus begitu saja. Menghilang dan tak pernah lagi ada di antara kami. Bahkan mungkin, benang merah itu benar-benar telah menghilang dan tak akan pernah ada lagi sampai waktu saya habis.

Saya akui, saya tak pernah sekalipun benar-benar mau mengakui perasaan saya untuknya. Yang saya lakukan selama 10 tahun ini hanya mengelak, menolak dan tak mau mengakui.

Dan semakin saya menolak, hati saya justru semakin kuat dan yakin. Sampai akhirnya saya mencoba berdamai, saya akui kepada diri saya sendiri, pada hati saya sendiri, kalau saya mungkin memang telah mencintainya.

Ya, mungkin saya memang benar mencintai laki-laki itu.

Sungguh, jalinan benang merah itu telah terputus sejak 6 tahun lalu. Tapi hanya dengan melihat dirinya dari sudut gelap yang saya buat, saya berani kembali melangkah ketika jatuh. Saya tersenyum saat terluka. Dan saya bersyukur saat saya berduka.

Tak pernah saya lepas mengucap doa untuk kebahagiaannya. Kebahagiaan hidupnya yang seutuhnya. Melihat dia bahagia, saya jauh lebih bahagia dibandingkan harus melihatnya terluka dan kecewa.

Tidak, saya tidak sanggup. Melihatnya terluka dan kecewa itu terlalu menyakitkan untuk saya. Rasanya sakitnya sama seperti saat ibu saya mengacuhkan saya karena kesalahan yang saya perbuat. Itu sangat menyakitkan dan saya tidak sanggup.

Saya hanya akan terus berharap, baik dia maupun kamu, selalu mendapatkan kebahagiaan yang berjalan seterusnya.

Dan sekali lagi, terima kasih. Dan mohon maafkan saya karena tak bisa menerima perasaan yang saya tahu tulus itu. Sungguh, saya hanya tak ingin menyakiti ketulusan seseorang untuk kedua kalinya. Saya minta maaf atas kejujuran saya yang menyakitkan ini.

-ttd-
🌹🌹🌹

Kamis, 01 September 2016

Silakan Dibaca dan Dipahami ^_^

Buat ibu yang tadi udah bantuin saya berdiri lagi makasih banyak ya bu..  Maaf nggak sempat ngucapin langsung karena masih setengah sadar saya nya. ^_^

Ini akhirnya curahan hati paling panjang dan dalam saya selama membawa kendaraan sendiri di jalan ibu kota jakarta.

Buat yang bikin sim nembak, tolong jangan diliatin banget nggak tahu aturannya dong.. Memang nggak malu ya?

Serasa kayak jalan punya pribadi deh kamu...
Belok langsung belok tanpa pasang peringatan atau lihat-lihat keadaan dari arah berlawanan ramai atau nggak..
Berhenti juga mendadak kayak kelinci saya yang lagi stres dan ketakutan..
Jalan lambat tapi di balap malah kayak nantangin balapan (?)

Buat yang buru2 mau pulang atau entah kemanapun tujuannya. Please, tolong jangan maksa klakson terus kalau keadaan memang macet dan nggak ada jalan!!

Dan buat yang bawa kendaraan sambil ngobrol, pacaran, main hp atau entah apapun yang mau dilakukan saat bawa kendaraan, tolong minggir yaa pak bu mas mba dek...

Jangan jalan di tengah2 dan nggak jelas mau ke kanan atau kiri. Itu bikin bingung orang yang di belakang kalian.. seriusan saya nggak bohong lho..
Karena saya pribadi kalau berhadapan dengan tipe2 mereka.. jujur saya bingung 1000% harus saya balap atau saya liatin dan tungguin sampai botak!

Karena yang mau pulang ke rumah atau mau pergi ke tempat tujuannya masing2 pun semua sama.. waktunya sama.. kondisi dan keadaannya juga saya yakin pasti sama.

Kecuali kalau mobil ambulan yang lagi bawa pasien gawat darurat ya... itu pasti beda keadaannya. °—°)d

Kalau mau jalan seenaknya, sesuka hatinya, sedoyan-doyannya, semain-mainnya di jalanan, saya saranin mending buat jalan pribadi aja. Biar bebas, puas dan nggak harus buat orang lain celaka kan. Jadinya damai dunia per-lalu lintas-an. (°_°)b

Note!!!!!!!

Jujur saya lebih kagum dengan lalu lintas di wilayah daerah. Aturan lalu lintas memang benar2 berjalan, dipatuhi, bukan dilanggar.
Kalau mau coba melanggar ya siapkan diri saja untuk badan rusak parah atau nyawa melayang.

Tertanda :
Saya yang sudah tak tahu harus bilang apa melihat kekacauan dunia per-lalulintas-an yang setiap harinya saya lihat dan lalui.
160901
🌹🌹🌹

Minggu, 28 Agustus 2016

UKCUD # TUJUH #

# TUJUH #

✩✩✩

Tangan besar itu menarik pipi chubby ku..
Memainkannya dengan gemas
Senyum jahil di wajah nya semakin jelas
Membuat ku berdecak sebal

"Kamu lucu!"

Ucap nya dengan senyum lebar
Tangan nya terus memutar pipi ku
Membuat wajah ku terlihat aneh
Gelak tawa nya semakin menggema

Degh !

Jantung ku lagi-lagi berdetak aneh
Panas menjalari tubuh ku
Mata gelapnya menatap jauh pada ku
Menarik jiwa ku masuk ke sana

Satu dunia yang tak terjamah
Dunia yang berbeda dan asing
Terpisah hanya dengan pintu tipis
Bertuliskan kata 'c.i.n.t.a'

✩✩✩

By. Siska Damast
160724
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Jumat, 26 Agustus 2016

UKCUD # ENAM #

# ENAM #

✩✩✩

Langkah ku mantap ke arah nya
Membuat senyum nya merekah
Godaan teman-temannya tak ku hiraukan
Tajam aku menatap nya

"Kumpulin tugas fisika lo!"

Ku tegas kan ucapan ku
Membuat teman nya semakin gencar menggoda

Tangan nya terulur memberi selembar kertas
Senyum nya tak pernah pudar
Membuat jantung ku berdebar
Tubuh ku gemetar dan memanas

"Makasih ya..."

Ucapan nya begitu lembut
Membuat jantung ku semakin menggila

Ku acuh kan dirinya
Ku putar langkah ku besar-besar
Menjauh dari nya secepat mungkin

✩✩✩

By. Siska Damast
160723
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Minggu, 21 Agustus 2016

UKCUD # LIMA #

# LIMA #

"Pagi..."

Sapaan lembut dari suara beratnya
Membuat ku mengangkat wajah
Senyum lebar nya tercetak jelas di sana
Matanya menatap lurus ke dalam mata ku

Degh !

Jantung ku menggila
Rasanya seperti meloncat keluar dari rangkanya

Tangan besar nya mengusap puncak kepala ku
Gerakan nya lembut, begitu lembut
Bagai belaian angin yang berhembus
Meninggalkan kehangatan disana

Tanpa ku sadari...
Sudut bibir ku melengkung
Membentuk senyuman tipis
Amat sangat tipis

✩✩✩

By. Siska Damast
160722
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Sabtu, 13 Agustus 2016

UKCUD # EMPAT #

# EMPAT #

Senyum ku menghilang
Ketika dia berdiri tegak dihadapan ku
Melempar senyum terindah nya
Yang pertama kali ku lihat darinya

"Selamat ulang tahun.."

Suara beratnya yang merdu
Menggelitik telinga ku
Membuat beduk jantung ku bergetar
Membekukan jalannya mesin otakku

Tangan besarnya yang agak kasar
Mengusap puncak kepalaku sekilas
Kemudian ia berjalan lalu
Seperti angin yang berhembus

Meninggalkan tubuhku yang kaku
Menatap tubuhnya yang semakin
Menghilang dibalik tembok tinggi
Mencetak rona merah di pipi berisi ku

'Argh.. aku tak menyukai nya!'

✩✩✩

By. Siska Damast 
160721
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»««« 
👉 wattpad ( @damastsiska ) 
👉 siskadamast.wordpress.com

Selasa, 09 Agustus 2016

Love You... Always

Yara menatap foto di tangannya dengan mata berbinar. Jantungnya berdetak tak karuan, sampai ia dapat mendengar jelas di telinganya sendiri.

Ia masih tak percaya kalau akhirnya Tuhan menitipkan keturunan kepada dirinya setelah dua tahun terus menunggu. Senyum di bibirnya tak pernah pudar sejak ia dinyatakan hamil tadi.

Yara yakin kalau berita kehamilannya ini pasti akan menjadi kejutan besar untuk kepulangan suaminya nanti malam. Ia juga berharap dengan berita bahagia ini, hubungan mereka yang sempat renggang beberapa minggu terakhir bisa terkikis.

Suara dering ponsel milik Yara yang mengalunkan nada piano milik Yiruma terdengar. Ia segera mengangkat panggilan masuk tersebut saat melihat nama suaminya terpampang di layar ponselnya.

"Halo?"

"Kamu dimana?" Suara Ezar terdengar datar di seberang sana. Tapi Yara tak terlalu memperhatikan, masih terlalu bahagia dengan berita kehamilannya.

"Aku di rumah. Kamu nanti sampai jam berapa mas?"

"Aku nggak jadi pulang malam ini."

Senyum Yara menghilang dalam hitungan detik mendengar ucapan Ezra. Hatinya lagi-lagi serasa di remas oleh tangan tak kasat mata di dalam sana. Apalagi nada datar suaminya kini terdengar jelas di telinga Yara.

"Yara! Kamu dengar aku kan?"

Nada tinggi suaminya menyentakkan Yara dari lamunannya. Air mata luruh begitu saja tanpa bisa dicegah olehnya.

"Iya.." lirih Yara. Matanya menatap lagi foto di tangannya yang kabur tertutup bulir air matanya.

"Oke. Aku tutup teleponnya."

Yara baru saja ingin bicara, tapi Ezra langsung memutus panggilan begitu saja. Hal itu membuat Yara menatap tak percaya ke arah ponselnya yang menampilkan fotonya bersama dengan Ezra.

'Apa nanti kamu akan senang dengar berita ini, mas?' Gumamnya dalam hati.

Yara segera memasukkan foto janinnya itu ke dalam amplop cokelat, lalu ditaruh asal ke atas nakas berwarna putih yang berada disampingnya.

***


"Kenapa lagi lo sama dia?"

"Huh?!"

"Gw udah terlalu bosen liat tampang lecek lo itu, Ra."

Nada rendah yang digunakan Nesya, sahabatnya, berhasil membuat Yara menatapnya.

"Kenapa, Sya?" Tanya Yara dengan wajah bingung.

"Kenapa sama suami lo?"

"Kenapa sama dia?"

Bukannya menjawab, Yara justru melempar pertanyaan balik pada Nesya dan itu membuat Nesya sebal.

"Ck! Cerita sekarang juga atau gw satronin suami lo itu detik ini juga!" Ancamnya sambil menaruh ponsel miliknya diatas meja.

Yara diam beberapa detik, lalu mendesah putus asa.

"Dia nggak jadi pulang malam ini." Ucapnya pelan.

Nesya melebarkan matanya tak percaya dengan jawaban wanita yang memiliki pipi chubby di depannya itu.

"Bukannya biasa?" Tanyanya masih sedikit syok.

Yara menggeleng lemah, lalu berkata, "Ezra nggak pernah ngundur jadwal pulangnya tanpa alasan."

"Ya ampun.. bisa aja dia lagi ada kerjaan penting yang mendadak kan, Ra.. Udah, jangan terlalu dipikirin, nanti lo malah netting jadinya."

"Hm.. mungkin aja.. tapi..." Yara tak menyelesaikan ucapannya. Ia malah memilih untuk memainkan makanan di depannya.

"Udah ah, jangan mikir macam-macam. Mending lo abisin deh makanannya. Inget, sekarang ada baby lo yang harus lo jaga juga, Ra." Ucap Nesya dengan telunjuk terarah ke perut Yara yang masih rata.

Yara tidak membalas ucapan Nesya. Ia justru menghela napas berat sambil terus mengaduk makanannya dengan tatapan sendu.

"Uhm.. atau lo mau nonton?" Tanya Nesya, berusaha mengalihkan pikiran buruk Yara dengan aktivitas kesukaannya.

"Memang ada film bagus?"

Nesya tersenyum mendengar respon Yara.

"Mau coba liat?" Tawarnya dengan wajah jenaka dan menaik turunkan alisnya.

Yara berfikir sebentar lalu mengangguk mantap sambil berkata dengan riang, "Ayo!"


***


Yara merasakan seseorang bergerak didekatnya. Ia ingin bangun dari tidurnya, tapi matanya terasa begitu berat. Samar Yara mendengar suara suaminya membisikkan sesuatu di telinganya. Tapi ia tak yakin mendengarnya karena kesadarannya kembali menghilang.

***


Krriiinngg!!!

Bunyi alarm menggema ke sudut kamar, membuat Yara terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya perlahan terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk dari celah jendela.

Kepalanya terasa pusing dan mual yang teramat sangat langsung menderanya. Setengah berlari Yara langsung membungkuk di depan wastafel, mengeluarkan seluruh isi perutnya.

Tangis Yara pecah setelahnya. Apalagi mengingat suaminya tak ada di dekatnya saat itu. Ia ingin sekali memeluk Ezra detik itu juga.

Semalam ponsel Ezra tidak aktif. Yara terus mencoba menghubunginya sampai akhirnya ia tertidur hingga pagi.

Bip bip bip.. cklek !

Suara pintu apartement-nya yang dibuka terdengar, membuat Yara segera menghapus kasar air matanya dan melangkah tergesa keluar kamar.

"Mas?"

Sambil menggumamkan kata itu, Yara langsung berlari menubruk suaminya dan memeluknya erat.

Beruntung Ezra masih bisa menjaga keseimbangannya, meski ia harus mundur selangkah saat tubuh Yara menabraknya tiba-tiba.

"Aku masih kotor, Yara." Ucap Ezra datar sambil melepas pelukan Yara.

Yara mau tak mau harus melepas pelukannya. Ia ingin protes tapi ditahannya saat melihat wajah acuh suaminya yang berlalu begitu saja ke arah kulkas untuk mengambil minum.

Tak ingin terlihat sedih, Yara memilih untuk memindahkan koper Ezra ke dalam kamar.

"Jangan pegang itu!!"

Yara berjengit kaget mendengar suara tinggi Ezra yang membentaknya dari depan kulkas. Lalu buru-buru berjalan ke arahnya dan menarik paksa koper miliknya dari tangan Yara.

"Aku bisa bawa sendiri. Kamu nggak perlu repot." Ucapnya sebelum meninggalkan Yara yang tercenung di tempatnya atas sikap dingin Ezra.

***


"Mas kamu mau makan? Aku siapin ya?" Tanya Yara dari depan pintu kamar.

Ezra yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana training selutut hanya menatapnya.

Pandangannya justru beralih pada amplop cokelat yang kemarin Yara taruh sembarang di atas nakas.

"Itu apa?" Tanya Ezra sambil berjalan ingin mengambil amplop tersebut.

Yara yang melihat itu langsung menarik amplop cokelat tersebut lebih dulu sebelum Ezra berhasil mengambilnya.

"Kenapa kamu sembunyiin?" Tanya Ezra dengan kening mengerut.

"Ng..nggak.. I..ini.. I..ni.. nas..kah A..aku.." jawab Yara gugup sambil menyembunyikan amplop itu dibelakang tubuhnya.

Ezra baru saja ingin mendekat ke arah Yara untuk memaksa melihat isi amplop itu saat ponselnya berdering. Yara langsung menghela napas lega melihat Ezra memilih untuk mengangkat panggilan teleponnya.

"Iya, ada apa?"

".........."

"Sekarang?" Ezra mengatakannya sambil melirik ke arah Yara sekilas.

".........."

"Oke. Nanti ak..."

".........."

Ezra yang melihat Yara berusaha mencuri dengar pembicaraannya segera melangkah keluar kamar. Yara masih sempat mendengar suaminya itu menyebut samar nama Talita sebelum pintu kamarnya ditutup Ezra.

***


Yara terus membolak balik novel ditangannya. Tapi pikirannya melayang kemana-mana. Bosan, ia memilih untuk menunggu Ezra di ruang tengah sambil menonton televisi.

Tadi suaminya itu langsung pergi setelah menerima telepon. Yara sempat bertanya tapi Ezra hanya menjawab kalau ia hanya pergi sebentar dan buru-buru keluar rumah.

Kini, jam sudah menunjuk pukul sebelas lebih lima belas dan suaminya itu masih belum pulang juga. Ponselnya pun lagi-lagi tak bisa dihubungi.

Yara menarik napas panjang, lalu mencoba untuk memfokuskan pikirannya pada acara yang sedang ditayangkan. Ia mencoba mengusir pikiran negatif yang mulai berdesakan.

Sejam berlalu begitu saja dan Ezra masih belum juga pulang. Yara mulai cemas, pikiran negatifnya perlahan menguasai dirinya.

Ia baru saja berdiri dari tempat duduknya untuk mengambil ponselnya dikamar saat suara pintu depan terdengar dibuka. 

"Kamu belum tidur?" Tanya Ezra terkejut saat melihat Yara di ruang tengah.

"Kamu baru pulang mas? Dari mana? Tumben sampai larut begini.." ucap Yara. Jelas sekali kekhawatirannya terdengar disana.

"Iya, aku ada urusan." Jawab Ezra singkat sambil melepas jaketnya.

"Kamu udah makan? Mau aku siapin maka..."

"Nggak usah. Mending kamu tidur." Ezra menjawabnya lagi-lagi dengan nada datar dan tanpa menatap Yara.

"Iya.. nanti ak..."

"Tidur sekarang!" Perintah Ezra. Kini ia menatap Yara, tapi bukan tatapan lembut seperti biasa. Hanya tatapan dingin dan sebal.

Yara tak menjawab atau membalas ucapan Ezra. Ia hanya berjalan ke arah dapur.

Ezra menatap gerak gerik Yara tajam dan tak beranjak dari tempatnya sedikitpun.

Setelah mengambil sebotol minuman, Yara kembali ke ruang tengah. Ia baru saja ingin duduk saat Ezra dengan kasar mematikan televisi.

"Tidur sekarang, Yara." Ucap Ezra dengan nada rendah.

Yara menatap lurus ke arah Ezra dengan mata berkaca-kaca. Tapi Ezra hanya membalasnya dengan wajah datarnya.

Tak tahan melihat wajah datar Ezra itu, Yara memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ia segera naik ke atas ranjang dan tidur miring membelakangi suaminya itu.

Saat Ezra masuk ke dalam kamar mandir, Yara akhirnya meneteskan air matanya. Sebenarnya ia kesal dengan sikap dingin suaminya itu, tapi bukannya marah-marah seperti biasa, ia justru ingin menangis.

Yara harus menggigit bibir bawahnya keras-keras dan berpura-pura tidur saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Tak lama ia merasakan gerakan Ezra yang merebahkan tubuhnya disampingnya.

Tapi Yara tak juga merasakan tangan suaminya yang biasa memeluknya itu. Padahal meskipun mereka bertengkar hebat sekalipun, Ezra pasti akan tetap memeluknya saat tidur.

Dan itu semakin membuat Yara menahan keras tangisnya agar tak terdengar. Setidaknya sampai suaminya itu benar-benar terlelap.

***


Yara terbangun saat matahari sudah naik ke permukaan. Matanya menyipit melihat jam menunjukkan pukul sepuluh. Ia yakin suaminya sudah berada di kantor.

Pandangannya berhenti pada note kecil berwarna biru muda yang ditempel pada kaca rias.

Perlahan Yara bangun dan melihat apa yang tertulis disana.

'Jam 2 aku jemput dirumah. Ada makan siang dengan rekan bisnis aku.'

Yara menghela napas berat setelah membaca tulisan berantakan khas suaminya. Ia tak tahu mengapa suaminya itu bahkan tak mau memberitahunya langsung dan hanya meninggalkan selembar note kecil.

Yara menarik note tersebut dan menyimpannya ke dalam buku catatan pribadinya. Lalu ia segera menyelesaikan pekerjaan rumah karena ia diminta datang untuk mengurus beberapa hal untuk naskah terbarunya ke kantor penerbit.

***


"Makasih tanda tangannya ya mba Yara. Aku tunggu novel selanjutnya ya mba.." Ucap Maya, salah seorang resepsionis disana yang baru saja meminta tanda tangan Yara khusus untuk koleksi novel pribadinya.

Yara melempar senyum terima kasih lalu segera menaiki taksi yang telah dipesannya setelah pamit pada Maya.

Yara mengangkat ponselnya yang terasa bergetar di tasnya.

"YARA!! LO DIMANA SEKARANG?!!"

Suara menggelegar milik Nesya langsung menyambut telinga Yara.

"Gw lagi di jalan, Sya. Abis dari kantor. Ada apa?" Tanya Yara tenang.

"Gw di depan apartement lo sekarang. Buruan lo pulang."

"Lo di rumah gw?" Tanya Yara tak percaya.

"Uhm, sekarang sih gw di cafe depan apartement lo. Abisnya dari tadi gw gedor nggak ada yang buka. Nggak taunya lo ngelayap!"

"Hehe, maaf. Yaudah, 15 menit gw nyampe rumah kok. Sebentar ya.." ucap Yara dengan nada semanis mungkin yang tak mungkin bisa dibantah Nesya.

"Ugh! Iya, hati-hati di jalan!"

***


"Gw nggak tahu kalau lo sama Arga juga ikut." Ucap Yara sambil menaruh gelas minuman di depan Nesya.

"Mungkin Ezra lupa ngasih tau lo." Ucap Nesya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel ditangannya.

Bip bip bip.. cklek !

Wajah Ezra muncul tak lama kemudian. Ia langsung melangkah mendekati Yara dan mengecup puncak kepalanya seperti biasa.

Hal itu sukses membuat Yara tak percaya. Bagaimana tidak, kemarin jelas sekali sikap suaminya itu begitu dingin padanya.

"Hai, Sya. Arga telat ke sininya. Mau mampir sebentar katanya." Ucap Ezra menyapa Nesya.

Yara akhirnya sadar, suaminya bersikap biasa padanya lagi karena saat itu ada Nesya, sahabatnya. Dan itu membuatnya menghela napas berat diam-diam.

Ting tong

Suara bel terdengar sebelum Nesya sempat menjawab ucapan Ezra. Yara segera berjalan menuju pintu depan.

Matanya menatap bingung melihat seorang wanita cantik berambut panjang bergelombang berdiri di depannya.

"Maaf, apa Ezra nya ada?" Tanya wanita itu dengan suara lembut pada Yara.

"Oh, iya ada. Maaf, anda siapa ya?" Tanya Yara sopan.

"Saya Talita, temannya."

Mendengar nama itu, kepala Yara langsung meledak panas. Ia masih ingat jelas nama yang ia dengar dari mulut suaminya kemarin sebelum ia pergi dan pulang larut.

"Siapa, Ra?"

Suara Ezra terdengar di belakangnya. Membuat Yara dan Talita menatap ke arah Ezra.

Yara sempat melihat ada keterkejutan di mata suaminya saat melihat Talita. Tapi suaminya itu kembali menutupinya dengan senyum.

"Oh, kamu ta.. ayo masuk." Ucap Ezra mempersilakan.

Yara yang tadi masih kaget segera bergeser dari pintu, memberi jalan pada Talita sambil melempar senyum paksa.

Sementara Talita justru langsung masuk begitu saja dan tak mempedulikan Yara. Matanya menatap lurus ke arah Ezra dengan wajah penuh.. Uhm.. cinta (?)

'Siapa dia sebenarnya?' Gumam Yara kesal  dalam hati saat melihat Talita memeluk Ezra tanpa rasa risih dengan keberadaan dirinya disana.

"Oh?! Talita??" Suara Nesya kini terdengar. Matanya menatap tak percaya pada sosok wanita di depannya.

"Nesya?!"

"Ya ampun, Talita!!! Ah, lo kemana aja? Gw kangen tau nggak!" Ucap Nesya girang dan langsung memeluk Talita.

Yara masih diam menatap mereka semua. Hatinya terasa perih saat melihat Ezra menatap ke arah Talita dengan senyum mengembang. Senyum yang selama ini sangat Yara suka. Senyum yang biasanya selalu diberikan suaminya hanya padanya, tapi tak lagi sejak 1 bulan terakhir.

"Ra, kenalin ini Talita. Dia ini dulu teman sd gw. Tapi terus dia pindah, dan gw nggak tau lagi gimana kabarnya dia."

Yara tersentak dari lamunannya mendengar suara Nesya yang memang seperti toak itu. Ia hanya membalas ucapan Nesya dengan senyum tipis.

"Kamu siap-siap, Ra. Agra udah mau sampai. Biar kita langsung berangkat." Ucap Ezra padanya, yang langsung di iyakan oleh Yara.

***


"Hai cantik.." sapa Agra saat melihat Yara.

"Kamu itu, aku nggak pernah dipanggil cantik tapi cewek lain selalu kamu panggil begitu." Gerutu Nesya sebal pada Agra yang hanya ditanggapi dengan gelak tawa.

Mata Yara menatap Ezra yang melempar senyum penuh arti dengan Talita. Dan itu membuat Yara menegang di tempat.

"Ehm! Sakit sayaang.." suara Agra terdengar lagi.

"Kita jalan sekarang?" Tanya Ezra yang masih duduk di dekat Talita.

"Oke. Ayo sayaang.. kamu jangan ngambek terus begitu. Kalau makin cantik nanti aku yang susah.." ucap Agra lalu menggoda Nesya.

"Rasain!" Omel Nesya, tapi tak menolak saat Agra menggandengnya keluar.

"Ayo," ucap Ezra lagi sambil berdiri dan berjalan keluar pintu yang langsung diikuti Talita dibelakangnya.

Sementara Yara masih diam di tempatnya menatap mereka berdua.

"Yara?!"

Suara Ezra dari depan pintu membuyarkan pikiran Yara.

"Iya.." ucapnya dan segera berjalan keluar.

Ia masih sempat melihat senyum sinis yang dilempar Talita padanya. Tapi Ezra tidak dapat melihatnya, karena wanita itu berdiri agak ke belakang di samping suaminya.

Sampai di parkiran, Ezra langsung masuk ke belakang kursi pengemudi. Sementara Nesya dan Agra sudah berada di mobil milik Agra.

Yara baru saja ingin membuka pintu penumpang di samping kursi pengemudi saat Talita buru-buru mendahuluinya dan menutupnya tepat di depan Yara.

Syok, tapi Yara memilih diam dan masuk ke kursi belakang. Hatinya lebih terasa sakit saat Ezra yang melihat hal tersebut justru hanya diam. Seakan suaminya itu tak melihat kejadian barusan.

Yara tak tahan lagi ketika Talita mencondongkan tubuhnya dengan sengaja mendekat ke arah Ezra dengan alasan mengambil tissue yang saat itu berada di depan kemudi.

"Aku ke atas sebentar mas. Ponsel aku ketinggalan." Ucap Yara dengan suara bergetar menahan tangis lalu segera keluar tanpa menunggu balasan Ezra.

Bukan kembali ke apartementnya, Yara justru berlari menjauh ke arah lapangan parkir yang berada di dekat danau yang berada tepat di belakang apartementnya.

Tempat yang biasanya menjadi tempat persembunyiannya saat sedang ingin menulis tanpa gangguan. Bahkan Ezra pun tak pernah tahu kalau ia sering ke sana.

Ponsel di tasnya berdering. Ya, tadi Yara memang berbohong. Ia hanya ingin pergi dari sana dan tak melihat lagi bagaimana kedekatan wanita bernama Talita itu dengan suaminya.

Yara langsung melepas baterai ponselnya saat melihat nama Ezra di layar. Kemudian ia menyarukkannya lagi ke dalam tas dengan kasar dan kembali menangis.

Senja terlihat di ujung danau, menunjukkan sang malam akan segera datang. Tapi Yara masih duduk diam di tempatnya. Meski tangisnya sudah berhenti dua jam yang lalu.

"Jadi karena wanita itu, ayah kamu berubah dingin sama bunda?" Tanya Yara pada janinnya. Tangannya mengusap lembur perutnya yang masih rata.

Lalu hening kembali. Hanya suara cicit burung terdengar dengan hembusan angin sore yang membelai anak rambutnya.

"Ketemu."

Suara berat Ezra terdengar dibarengi dengan pelukan dari balik tubuh Yara. Yara yang sempat terkejut langsung memberontak, minta dilepaskan.

Tapi bukan melepasnya, suaminya itu justru semakin mempererat pelukannya.

"Lepas! Lepasin aku, mas!" Geram Yara di sela tangisnya yang datang lagi.

Ia masih berusaha melepaskan diri dari Ezra. Tapi kemudian menyerah saat Ezra mengatakan, "Never love.." dengan nada lembut yang sangat dikenal Yara. 

Tangisnya justru pecah kembali dan membuat Ezra memutar tubuh Yara dan menarik kepala istrinya itu ke dalam dada bidangnya, kembali memeluknya erat.

"Maaf.. maafin aku, love. Sshhhtt.."

Hanya itu yang terus diucapkan Ezra selama Yara menangis dipelukannya. Tangannya mengusap punggung Yara sambil mengecup puncak kepala Yara, berusaha menenangkan.

***


"Kamu udah tenang?" Tanya Ezra setelah setengah jam Yara terus menangis tanpa henti.

Ia masih bisa merasakan Yara yang sesenggukan didalam pelukannya.

"Maafin aku.. aku sama sekali nggak ada maksud bikin kamu jadi begini," ucapnya lagi.

Ezra sengaja memberi jeda untuk melihat reaksi Yara. Tapi Yara hanya diam, tak merespon sama sekali.

"Kalau kamu sabar sebentar, pasti nggak akan jadi begini. Kamu mau Maafin aku kan?" Tanyanya sambil berusaha melihat wajah Yara.

Yara menggeleng pelan, berusaha menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Ezra. Itu membuat Ezra menghela napas panjang.

"Kamu ingat sama anak perempuannya Om Fahri yang nggak bisa datang ke nikahan kita? Om Fahri sahabatnya Mama dan Tante Dina juga itu,"

Yara diam sejenak lalu mengangguk.

"Ya itu dia anaknya Om Fahri. Talita yang barusan kamu temuin."

Yara mengangkat kepalanya menatap suaminya menyelidik. Wajah kacau Yara yang terlihat menggemaskan membuat Ezra tertawa lalu mencium kedua mata Yara penuh sayang.

"Kamu nangis terus dari tadi, hm?" Tanyanya.

"Jangan alihin pembicaraan," ucap Yara dengan suara serak.

"Aku itu khawatir sama kamu, love. Bukan ngalihin pembicaraan.." jawab Ezra yang dibalas pelototan oleh Yara.

"Iya, iya.. aku lanjutin. Jangan pasang wajah begitu, cantik kamu nanti ilang." Goda Ezra.

Yara yang sebal dengan sikap Ezra, mencubit pinggang suaminya itu.

"Aduh! Baru tiga minggu aku tinggal, kenapa kamu jadi kdrt begini sih, love."

Kesal, Yara berusaha melepas pelukannya dari Ezra yang tentu saja tidak dibiarkan oleh Ezra.

"Aku belum selesai, love. Ck, kamu itu memang kebiasaan nggak sabaran kalau marah.." ucap Ezra lalu menggigit ujung hidung Yara gemas.

"Aku nggak sengaja ketemu Talita disana. Dia lagi liburan sama suami dan anaknya. Suaminya itu ternyata rekan bisnis aku sekarang ini."

Yara baru saja ingin membuka mulutnya, saat Ezra mengecup bibir mungil Yara cepat.

"Aku sengaja nggak hubungin kamu. Karena aku nyiapin kejutan buat kamu." Ucapnya lagi.

"Kamu tahu kan kalau aku paling nggak bisa nyembunyiin sesuatu dari kamu. Makanya aku minta Nesya untuk nemenin kamu terus."

"Tapi pas aku pulang malam itu, justru aku yang dapet kejutan dari kamu."

Yara mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Ezra.

"Amplop cokelat?" Tanya Ezra dengan alis dinaikkan sebelah.

"Ka..kamu.." Tanya Yara gugup.

"Iya.. aku tahu dan aku lihat karena aku emang pulang malam itu. Cuma kamu-nya aja yang tidurnya pulas banget. Sampai aku ciumin aja nggak bangun juga."

Yara memukul pelan Ezra yang dibalas dengan pelukan erat oleh Ezra.

"Aku senang banget.. rasanya nggak sabar buat ngasih kamu kejutan besoknya. Sampai aku nggak bisa tidur dan untungnya kamu nggak sadar kalau sebenernya aku udah pulang dari malam."

"Tapi kejutan aku kacau. Tempat yang aku pesan batalin sepihak dan nggak mau tanggung jawab. Akhirnya aku buat persiapan dari awal lagi. Untung Talita punya tempat, jadi aku dibantuin sama dia. Bahkan suaminya Talita, Agra sama Nesya juga bantuin aku buat nyiapin semua kejutan itu sampai selesai." Lanjutnya lagi.

Yara merasa sangat bersalah karena malam itu ia justru curiga dengan suaminya.

"Maaf.."

Ezra menggeleng pelan dan tersenyum. "Aku senang bisa liat kamu yang jarang banget cemburu. Meskipun aku agak kesal karena kamu keras kepala nggak mau tidur. Padahal tidur terlalu malam itu nggak baik buat calon bayi kita,"

"Maaf..." ucap Yara lagi dengan kata yang sama.

"Aku juga minta maaf, love. Aku terlalu bersikap dingin sama kamu. Seharusnya aku nggak ikutin rencananya Talita buat bikin kamu cemburu, dan malah jadi bikin kamu sedih sampai nangis begitu tadi."

Yara mengangguk, semakin membenamkan kepalanya dilekukan leher Ezra. Menghirup aroma khas suaminya disana yang sangat menenangkan.

"Kamu bahagia dengan kehamilan aku?" Tanya Yara agak takut-takut.

"Kata bahagia aja nggak cukup buat jelasin perasaan aku waktu tahu kamu hamil, love."

"Terima kasih.. untuk semua kebahagiaan yang kamu kasih buat aku, love. I love you... always." Ucap Ezra lagi kemudian mengecup kening Yara cukup lama.

Membuat Yara merasakan betapa besarnya cinta suaminya itu padanya. Bodohnya ia tak pernah bisa menahan pikiran negatifnya yang berujung dengan kesalahpahaman dan kekacauan.

"Love you... always." Ucap Yara.

*** end ***


By. Siska Damast
151011
🌹🌹🌹


UKCUD # TIGA #

# TIGA #

Kulitnya terlihat lembut
Matanya sedikit sipit dan sayu
Alis hitam tebal, buku mata indah
Pipi penuh dan bibir padat berisi

Kalau dilihat sedekat ini
Wajahnya lumayan..
Tidak terlalu tampan
Tapi juga tidak dapat dikatakan biasa

Matanya berpaling, menatapku tajam
Membuat nafas ku tercekat

Oh! Dia melihat ku !

Panas menjalar di wajah ku
Membuat kepala ku mulai pusing
Ku yakin rona merah telah tercetak jelas

Tidak! Jangan alihkan pandangan mu!

Ku pertajam tatapan ku padanya
Membuat sebelah alisnya terangkat
Dengan gerakan perlahan yang elegan

"Ini kamu salin ya,"

Kepalaku berputar cepat
Terpaksa memalingkan wajah
Membuat dirinya tersenyum tipis
Dan aku semakin tak menyukainya.

✩✩✩

By. Siska Damast
160715
🌹🌹🌹

👀 this too in »»»«««
👉 wattpad ( @damastsiska )
👉 siskadamast.wordpress.com

Minggu, 07 Agustus 2016

UKCUD # DUA #

# DUA #

Jangan sama dia..
Jangan sama dia..
Jangan sama dia..

"Empat!"

Kepala ku seperti tersambar petir
Ketika bibirnya mengucap angka itu

Tiddaaaakkk !!

Mengapa aku harus dengannya lagi
Tidakkah cukup rasa sebal ini
Kemarin dia mengalahkan ku
Dan kini...

"Oh, Tuhan..."

✩✩✩

By. Siska Damast
160714
🌹🌹🌹

👀 ini juga di »»««
👉 @damastsiska (wattpad) 
👉 siskadamast.wordpress.com 

Rabu, 03 Agustus 2016

UKCUD # SATU #

# SATU #

Mataku menatapnya tajam
Seakan dirinya adalah santapan lezat

Tubuh tinggi tegapnya
Berdiri membelakangi ku
Sibuk menuliskan angka di papan tulis
Begitu lancar tanpa hambatan

"Hng!"
"Aku tak menyukainya!"

Lihatlah wajah menyebalkan nya
Tanpa ekspresi..
Begitu datar..
Dingin dan acuh..

Melangkah lurus menuju tempat duduknya
Melewati diriku bagai hembusan angin

By. Siska Damast
160715
🌹🌹🌹

👀 ini juga di »»««
👉 @damastsiska (wattpad)
👉 siskadamast.wordpress.com

Senin, 01 Agustus 2016

Untaian Kata Cinta Untuk Dirinya

Perjalanan satu hati yang tertuang dalam untaian kata

✩✩✩

Ku mohon tataplah aku..
Pandang diri ku, cinta  
Meski hanya sejenak..
Hanya itu keinginan kecil ku

Sebelum ku pergi..
Jauh.. dari diri mu.. 
Dari dunia mu.. 
Tanpa penyesalan..

Aku disini.. 
Menggenggam cinta ku
Hanya untuk diri mu

Ingatlah aku, cinta ku..

✩✩✩

By. Siska Damast 
160714 
🌹🌹🌹

Rabu, 27 Juli 2016

Y O U

Bosan adalah perasaan yang mulai menjalar ke seluruh tubuh ku saat ini. Ruangan pesta yang luas terasa menyesakkan. Apalagi ditambah tatapan liar beberapa laki-laki muda yang dilemparkan padaku.

Malam ini aku dipaksa mengenakan dress maroon panjang dengan pita besar dibagian dada, dan potongan v panjang dibagian belakang, menampilkan punggung ku yang mulus.

Aku melangkah keluar tergesa lalu duduk di bangku panjang taman. Langit malam ini begitu cerah. Tapi tetap saja hanya sedikit bintang yang terlihat di kegelapan sana. Lampu di sudut taman menyala, membuat warna warni bunga disekitarnya semakin cantik dan mempesona.

“Sendirian lagi?”

Suara berat yang begitu familiar terdengar dari arah belakang. Suara laki-laki yang selalu mengisi hatiku. Tapi tak pernah sedikitpun aku mencoba jujur padanya. Bisa tetap bicara dengannya saja aku sudah merasa bahagia.

Kepalaku berputar dan senyum cerah muncul di bibir ku melihat wajah tampannya.

“Dan lagi-lagi masih ada saja yang mengganggu waktu kesendirian ku,”

Dia tertawa karena ucapanku yang menyindirnya.

“Semuanya masih sama.. nggak ada yang berubah.” Ucapnya sambil duduk disamping ku.

Sejenak aku diam, meresapi kata-katanya barusan. Ku tatap wajahnya yang serius memandang lurus ke depan. Wajah yang sering menghiasi tidur ku setiap malam.

Aku memalingkan wajah setelah menggeleng pelan ketika ia menatap ku dan menaikkan sebelah alisnya penuh tanya.

Mataku membesar saat menangkap sosok wanita berdiri di depan pintu keluar, menatap ke arah ku dengan wajah sedih. Bukan menatap ku, lebih tepatnya menatap laki-laki disampingku.

“Semuanya berbeda…” Gumam ku lirih.

Wanita itu pergi dari tempatnya dan duduk di bangku taman yang sepi dan agak tertutup, membelakangi tempat duduk ku.

“Apa yang beda dari…”

“Mas Aldi!”

Aldi terhenti saat suara adik perempuannya memanggil namanya. Adiknya berjalan ke arah kami dengan langkah besar. Aku tersenyum menatapnya, ia tersenyum balik padaku.

“Ada apa?”

“Tadi dicariin ibu. Habisnya mas nggak keliatan di dalam. Mas nggak liat mba Rieka? Katanya mau keluar nyariin mas juga tadi,”

“Oh, aku barusan liat dia keluar,” Ucap ku menjawab pertanyaan adik perempuannya.

“Mba liat Mba Rieka?” Tanyanya terkejut.

“Iya, tapi mba nggak tahu kalau dia nyariin Aldi.” Jawabku dengan kepala yang berputar ke arah Rieka tadi duduk.

“Itu dia,” tunjuk ku ke arah Rieka yang duduk sendiri membelakangi kami.

“Ah iya.. itu mba Rieka,” ucap adik perempuan Aldi ketika matanya menatap ke arah yang ku tunjuk. Sedangkan Aldi hanya diam saja menatap wanita itu.

“Kalian samperin dia gih, kasihan perempuan kalau dibiarin sendiri duduk disana.” Ucap ku dengan senyum semanis mungkin. Mencoba menutupi hati ku yang terasa perih.

Aldi dan adik perempuan nya menatap ku dengan pandangan yang tak mampu ku artikan. Mungkin mereka merasa aneh dengan ucapan ku. Karena kalau mereka pergi, maka aku sendirian disini dan aku pun juga perempuan.

“Lho, kenapa kalian malah bengong ngeliatin aku begitu?” ucap ku lalu merangkul pinggang adiknya Aldi yang berdiri di dekat ku.

“Mending kamu anterin kakak kamu ini kesana sekarang. Kayaknya dia panik kalau sendirian kesana. Liat aja tampang nya kayak tuan crab yang mau dipotong begitu..”

Adik perempuan Aldi terkekeh mendengar gurauan ku. Aku pun ikut tertawa bersamanya. Sementara Aldi masih menatap ku dengan pandangan aneh.

“Udah nggak kaget aku mba. Biasanya di rumah muka nya malah lebih parah dari yang ini,” balas adik Aldi dengan kerlingan mata jahil.

“Hei, yang kalian omongin itu masih ada disini orang nya.” Ucap Aldi dengan tampang cemberut. Tidak suka dijadikan sebagai bahan lelucon kami berdua.

“Kamu seret gih kakak kamu.Kasian kan pacarnya sendirian begitu, dia nya malah cemberut disini.”

Adiknya Aldi mengangguk sambil tersenyum.

“Seneng bisa kenal mba disini.. kayak punya kakak perempuan baru yang se-hobby. Kapan-kapan kita jalan cari novel bareng ya mba.”

“Senang juga bisa ketemu kamu yang kayak adik sendiri, bawel tapi cantik. Oke, kamu hubungin mba aja kalau kamu mau jalan,”

Balas ku dengan kedipan mata padanya, yang dibalas dengan acungan jempol.

Setelah itu ia menarik Aldi ke tempat wanita yang masih duduk sendirian. Beberapa kali Aldi menoleh ke arahku dengan wajah yang terlihat tidak senang. Seakan aku mengusirnya keluar dari zona nyaman-nya.

Dari tempat ku, aku bisa melihat jelas bagaimana senyum wanita itu mengembang ketika Aldi dan adik perempuannya menghampirinya. Adiknya Aldi sempat bicara sedikit, lalu kembali lagi masuk ke dalam gedung. Meninggalkan Aldi hanya berdua dengan wanita itu disana.

Mereka berbincang, sesekali diselingi tawa keduanya. Wanita itu terlihat sangat bahagia, dan hati ku sakit. Jantungku berdetak kencang ketika mata Aldi beradu dengan ku. Meski bibirnya masih menanggapi pembicaraan wanita itu, tapi matanya lurus ke arah ku.

Aku segera memalingkan wajah dan bergegas pergi dari sana. Meninggalkan laki-laki yang mengisi hatiku selama lebih dari 10 tahun itu tertawa bahagia dengan kekasihnya.

***

Pagi itu aku berjalan-jalan disekitar taman kompleks yang memang cukup besar dan ramai. Jarang sekali aku bisa se-santai ini di hari libur. Biasanya selalu ada saja pekerjaan yang menyita waktu liburan ku.

Langkah ku terhenti ketika melihat Aldi dan kekasihnya berdiri tidak jauh di depan ku. Tubuhku refleks bersembunyi dibalik tembok tinggi yang ada di dekat ku.

Sudah lebih dari dua minggu sejak malam itu. Aku tidak pernah bertemu dengan Aldi, tapi adik perempuan nya sering menghubungi ku. Beberapa kali juga aku jalan dan makan siang dengan adik perempuannya itu, menghabiskan waktu untuk membicarakan novel kesukaan masing-masing.

‘Apa yang ku lakukan sebenarnya?! Aku harus segera pergi dari sini.’ Ucapku dalam hati.

Namun baru saja ingin melangkah, aku mendengar ucapan yang mengejutkan.

“Kalau begitu aku bisa pindah agama biar bisa sama kamu.” Ucap Aldi sambil menahan pundak kekasihnya.

Sementara kekasihnya terlihat tidak peduli dengan Aldi yang berusaha keras menahan amarahnya.

“Jangan bodoh, Aldi! Aku nggak bisa jalan sama kamu terus. Aku tahu semuanya. Aku tahu hati kamu untuk siapa, Al!”

Setelah mengucapkan itu, wanita itu langsung pergi meninggalkan Aldi sendirian disana. Aldi baru mengejar wanita itu beberapa saat setelahnya, seolah ia baru saja tersadar dari lamunannya.

Aku terkejut dan membeku di tempat ku. Tidak percaya dengan apa yang baru saja ku dengar. Kejadian barusan benar-benar membuat otakku berhenti mendadak.

Aku tidak ingin Aldi bertindak bodoh seperti itu hanya karena wanita. Tapi aku juga tidak punya hak untuk melarangnya. Aku hanya teman, tidak ada hak untuk mencampuri masalah pribadinya.

Di antara kebingungan fikiran ku, ku lihat Aldi sudah masuk ke tengah keramaian untuk mengejar wanita itu. Panik, aku langsung mengejarnya tanpa pikir panjang.

Aku terus mencarinya seperti orang gila di tengah keramaian. Berlari kesana kemari dengan pikiran kacau. Takut kalau wanita itu tetap tak peduli dan Aldi berbuat nekat.

Tidak! Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Aku semakin berlari mencarinya, tapi tak berhasil menemukannya. Beberapa orang ku tabrak begitu saja tanpa mengucapkan maaf.
Khawatir dan fikiran negatif mulai merayapi otakku. Membuatku semakin gila berlari mencarinya.

Aku berhenti di tengah-tengah padatnya orang. Rasa letih sudah tidak ada artinya bagiku. Ku edarkan pandangan ku ke sekeliling. Berharap menemukan Aldi ada disana.

Beberapa orang menatap ku aneh sambil berbisik-bisik. Aku tidak peduli, yang ku inginkan hanya segera menemukan Aldi.

Aku berbalik, tatapan ku terhenti di ujung sana. Disana, aku melihatnya, tersenyum lebar, memandang lurus ke arah ku.

Rasa lega, kaget dan bahagia bercampur jadi satu melihat nya baik-baik saja. Air mata ku yang sedari tadi tertahan akhirnya luruh juga. Tubuhku hanya diam, meski pandangan ku mulai terhalang bulir bening yang terus menetes.

Aldi berjalan menghampiri ku dengan senyum semakin lebar. Ia berhenti tepat di hadapan ku. Kedua tangannya terangkat dan menangkup wajah ku.

“Bodoh! Kamu…” gumam ku lirih.

Ia menghapus air mata di pipi ku dengan ibu jarinya.

“Tanpa kamu ngomong, semua orang tahu perasaan kamu itu. Semuanya terlalu jelas untuk dibaca. Tapi aku bodoh dan nggak percaya itu. Aku malah milih orang lain.”

Air mata ku semakin deras mengalir mendengar ucapannya.

Ya, kamu memang bodoh.

“Anak kecil juga pasti akan mikir kamu itu bodoh. Lari-lari sendirian kesana kemari dengan wajah begitu.” Godanya padaku.

Membuat sudut bibir ku terangkat ke atas.
Aldi terdiam memandangi wajah ku, kemudian ia memeluk ku erat.

“Aku mencintai mu, Rani.” ucap Aldi penuh perasaan.

“Terima kasih.. terima kasih untuk semua cinta yang kamu punya untuk ku. Maaf aku terlalu bodoh untuk mempercayainya. Maaf.. dan terima kasih.” lanjutnya lalu semakin membenamkan wajahnya di bahuku.

Aku terkejut dan juga bahagia mendengar pengakuannya. Tapi aku bingung dengan apa yang terjadi padanya. Aku ingin bertanya, tapi lagi-lagi pernyataan cintanya membuat bibir ku kelu.

“Aku benar-benar mencintaimu, Ran. Jangan pernah menjauh lagi dariku.”

Aku tahu dia serius mengatakannya, aku bisa merasakannya. Senyumku muncul, hatiku menghangat. Anggukan kecil kepala ku membuatnya semakin mempererat pelukannya.

“Terima kasih,” Gumam ku disela isak tangis yang tersisa.

*** end ***

by. Siska Damast (130615)
🌹🌹🌹

Mau Yang Gampang ?!

Ini dia cara yang cepat dan gampang buat pesan buku "50 Q&A Game, START!"

Sms / whatsapp ke nomor Penerbit Guepedia
081287602508

Dengan Format Pesanan

Nama               :
Alamat             :
Judul Buku      :
Jumlah Buku   :

So, ayoo lah monggo di lihat2 dan di pesan ya..
Thank you soooooo much buat yang beli buku nya..
Dan makasih juga yang sudah mau lihat-lihat..
Semoga abis lihat langsung mau beli juga ya..

^,^)/"
Anyeong~~~

🌹🌹🌹

Selasa, 26 Juli 2016

Mau Lihat?!! ^,^)/"

50 Q & A Game, START !

Sinopsis

“50 Q&A Game?” Carissa mengerutkan keningnya, bingung.

“Iya, permainan tanya jawab.”

“Kamu boleh ngajuin satu pertanyaan dalam satu hari ke aku. Nanti aku harus jawab pertanyaan itu jujur. Begitu juga sebaliknya sama kamu.”

“Hm.. permainannya aneh,” ucap Carissa bingung.

Keningnya berlipat di tengah dahinya, kedua pipinya digelembungkan, sementara bibirnya mengerucut kecil ke depan. Mata bulatnya yang memang besar membuatnya sangat mirip dengan puffy fish.

“Kenapa? Kamu takut?” tanya nya kemudian, dengan senyum miring mengejek.

“Nggak! Aku nggak takut! Oke, aku terima permainan aneh kamu itu!”

“Deal?” ujar Reza dengan tangan terulur.

“Deal!” jawab Carissa, menjabat tangan Rezza.

***

“Hm.. kenapa sih dulu kamu itu cueknya parah banget sama aku?”

Rezza menarik napas berat lalu membuangnya perlahan.

“Karena aku benci liat wajah kamu. Kamu maksa aku untuk terus bersikap seperti diri aku saat ini.”

***

“Dia bilang... kamu cuma manfaatin aku. Apa yang dia bilang itu benar?” tanya Carissa. Suaranya semakin lama semakin mengecil.

“Bisa dibilang begitu,” jawab Rezza berbisik di telinga Carissa.

***

Mau tahu gimana kelanjutan hidupnya Carissa yang di manfaatin Rezza..?!!

Silakan pesan buku nya di sini yaa kawand~...
Admin tunggu komentar nya yaa~
^,^)/"

√ Hargabukuonline.com
dalam proses Guepedia.com
http://store.guepedia.com/product/50-qa-game-start/

√ Tokopedia
https://www.tokopedia.com/guepedia/50-qa-game-start?n=1

√ Bukalapak
https://www.bukalapak.com/p/buku/novel/25y5u5-jual-buku-50-q-a-game-start

√ Elevenia
http://www.elevenia.co.id/prd-50-q-a-game-start-14962345

√ Jualo.com
https://www.jualo.com/dki-jakarta/kota-jakarta-timur/buku-novel-dan-komik/50-q-a-game-start

√ Olx.com
http://olx.co.id/iklan/50-q-a-game-start-IDiQlnP.html

√ Dinomarket.com
http://www.dinomarket.com/PASARDINO/95166014/Jual-50-Q-A-Game-START-/

√ Popazop.com
http://www.popazop.com/merchant/products/preview/50-qa-game-start 

√ Kaskus.co.id
http://fjb.kaskus.co.id/product/5796d5e5d675d419248b456b/50-qa-game-start/?state=created

√ Fjb.net
http://forumjualbeli.net/newthread.php?do=postthread&f=5

√ Indonesiindonesia.com
http://indonesiaindonesia.com/newthread.php?do=postthread&f=52 

Minggu, 24 Juli 2016

Hai.. Hai.. Hai..

Coba lihat di sini ya...

https://www.wattpad.com/story/78211752-untaian-kata-hati-untuk-dirinya

Thank you soooooo much..
Sekalian klik bintang nya juga ya..
^,^)/"

🌹🌹🌹

Kamis, 30 Juni 2016

Wahai Pemilik Setengah Hati Ku

Dimanakah diri mu..
Wahai pemilik setengah hati ku..
Aku merindukan mu..
Aku mulai merasa letih mencari mu..
Menunggu mu datang menjemput ku..
Untuk membuat hati ku penuh dan utuh..

Kapankah kau datang pada ku..
Wahai pemilik setengah hati ku..
Kamu.. yang dipilih Tuhan untuk ku..
Untuk menyempurnakan kebahagiaan hidup ku..
Mengisi sisa hidup ku dengan warna warni tinta berkilau..
Mengisi lembaran hitam pekat yang masih kosong..

Cepatlah datang..
Temui aku disini..
Jemput aku dan bawa aku menjadi bagian dari dunia indah mu..
Jangan biarkan aku merasa semakin lelah sendiri disini..

Temukan lah aku disini..
Wahai pemilik setengah hati ku...

Aku.. menunggu mu..
Di sini..

By. Chy Zy
160630
🌹🌹🌹

Rabu, 22 Juni 2016

Dimana ?

Menatap satu titik nun jauh di sana..

Bisakah kau temukan aku disini?

Tak tahu kemana ku harus melangkah untuk menemukan mu...

Wahai pemilik setengah hati ku..

By. Chy Zy
160622
🌹🌹🌹

Jumat, 10 Juni 2016

회야

하얀.. 얼골에 젖은..
식어가는 , 너의 모습이..
밤마다.. 꿈속에 남아..
아직도 , 널 그리네..

( 회야 - 이승철 ) 

TEROR

Mimpi buruk itu...
Mereka datang kembali
Menghantui ku setiap malam

Takut...
Untuk terus ada di dalam nya
Begitu gelap dan mengerikan
Terus terbayang wajah yang tak pernah ku kenal
Menyeringai, menatap ku tajam dan dingin

Letih...
Harus terjaga karena paksa
Napas tersengal, seakan oksigen menghilang
Sekujur tubuh yang basah keringat dingin
Serta bayangan yang terekam dalam memori kepala ku

Tolong...
Tolong aku !
Ku mohon, tolong aku !

Aku tak ingin terus seperti ini
Aku ingin melewati malam ku dengan tenang
Tidak dengan keadaan seperti ini lagi

Aku gila...
Aku akan benar-benar menjadi gila lagi
Wajah pucat, kantung mata hitam legam,
Sorot mata kosong dan membunuh,
Kepala yang penuh dengan rekaman ulang kejadian di sana sini.

Tolong aku ...
Tolong aku ...
Tolong aku ...

By. Chy Zy
160611
🌹🌹🌹

WITH YOU

Here I am, can you feel ?
My hidden heart
In case it hurts,
I'm staying by your side

Here I am, can you hear it ?
The small trembled of my heart
It's probably love,
I think of you

I'm dreaming to be with you
The one and only you
O believed that you will protect me
I'll always be with you,
So my heart won't hurt...
...To be with you

( Lyn - With You )
👩👩👩
🌹🌹🌹

P U Z Z L E

We’re like a puzzle..

Always, I want to laugh as many as the stars

On a twinkling puzzle piece,

Let’s paint our loving future

We’re like a puzzle..

I want to count the number of dreams with you

Let’s walk at a gentle pace

Let’s make a vow of eternity...

( CNBLUE - Puzzle )

👨👨👨👨👨👨👨👨
🌹🌹🌹

Sabtu, 04 Juni 2016

Peta Buta dan Kehidupan

Kehidupan seperti peta buta..

Tak terlihat apa yang ada di jalan selanjutnya

Tapi meninggalkan begitu banyak jejak dibelakang

Berbelok ke kanan juga ke kiri

Memutar balik dan tersesat

Kembali lagi menuju jalan yang sama

Diam di tempat untuk berpikir

Mengerahkan tenaga dan hati untuk memilih

Memutuskan untuk hal yang harus dilakukan selanjutnya

Merencanakan lagi dan lagi jalan yang seharusnya ditempuh

Dan seperti peta buta juga

Tak tahu siapa kawan yang membantu untuk berjalan ke depan

Dan siapa lawan yang berusaha untuk menyesatkan dan menghilang

Kehidupan seperti peta buta

Peta buta kehidupan

By. Chy Zy
040616
🌹🌹🌹

Jangan Menyerah

Berjuanglah..

Jangan menyerah..

Masa tersulit saat ini, pasti bisa dilalui...

Berat memang, tapi berusahalah..

Ada keajaiban lain di depan sana..

Jangan pernah menyerah..

Berjuang lah..

By. Chy Zy
040616
🌹🌹🌹

Kamis, 02 Juni 2016

Rindu

Rindu..

Merindukan mu..

Aku merindukan dirimu..

Apakah kau merasakannya?

Apakah kau menyadarinya?

Apakah kau melihatnya?

Mampukah kau berpaling hanya untuk sekedar melihat keberadaan ku di sini?

Dan aku tahu jawabannya

T. I. D. A. K.

By. Chy Zy
160603
🌹🌹🌹

Mimpi menjadi Cerita

~ BREAKING THE DISTANCE ~

Icha berdiri tidak jauh dari salah satu stand paling ramai malam itu. Wajahnya memancarkan keingintahuan yang besar, tapi langkahnya terlihat ragu untuk menembus keramaian tersebut. Ia menghela napas panjang beberapa kali kemudian memantapkan hatinya untuk melangkah masuk dalam keramaian itu. Tubuhnya yang terbilang mungil membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan di dalam sana. Beberapa pengunjung yang berjalan ke arahnya untuk keluar dari sana menabrak nya, membuat Icha kehilangan keseimbangan.

'Akh! Aku jatuh!' ucapnya dalam hati.

Matanya terpejam, menunggu rasa sakit yang akan mendera tubuhnya. Beberapa detik berlalu, tapi ia tidak merasakan sakit sama sekali. Icha justru merasakan sebuah tangan besar di punggung nya, menahan tubuhnya. Matanya terbuka lebar saat mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya.

"Kamu nggak apa-apa?"

"Pu..putra.." Icha gugup saat melihat wajah penolongnya.

Putra Dwi Cahaya, nama laki-laki itu, laki-laki yang selama ini ia cintai. Insiden kemarin malam di acara amal yang diadakan oleh OSIS SMA Bluestar bersama dengan alumni, membuat Icha begitu malu untuk berada begitu dekat dengan nya lagi.

Bagaimana tidak, kemarin malam, di depan seluruh panitia, Salsa mengungkapkan perasaan Icha pada Putra dengan suaranya yang lantang seperti speaker masjid.

Icha benar-benar malu karena ia harus mendengar dan menerima ledekan dari semua orang yang berada disana saat itu. Meskipun Putra terlihat tidak begitu mempedulikan hal tersebut, tapi Icha tetap tidak bisa mengabaikannya.

6 tahun mereka tidak pernah bertemu atau sekedar bertukar sapa lewat media sosial pun tidak pernah. Hanya beberapa bulan terakhir saja mereka jadi sering bertemu dan bicara lagi. Tapi hal yang mereka bicarakan selalu berputar tentang keperluan acara.

Dan karena ucapan Salsa kemarin, hubungan mereka berdua semakin kaku. Lebih tepatnya Icha yang selalu menghindari bertatapan langsung dengan laki-laki itu. Ia semakin menghindar saat tadi melihat Putra datang bersama seorang wanita cantik dan juga modis.

Sebuah petikan jari di depan wajah Icha membuatnya tersadar dari pikirannya.

"Kamu nggak apa-apa?" Putra bertanya untuk yang kedua kalinya pada Icha.

"I..iya.."

Icha merutuki dirinya sendiri mendengar suaranya yang begitu gugup. Padahal laki-laki di depannya itu terlihat begitu tenang, bahkan memberikan senyuman manisnya.

"Kamu segitu ingin nya melihat ke sana ya?"

Icha yang di tatap dengan senyum manis seperti itu tidak bisa mencerna apa yang terjadi di sekitarnya, sibuk dengan pemikiran bodoh nya yang terus menggema dalam kepalanya. Pandangannya lurus menatap wajah tersenyum Putra yang menatapnya balik menunggu jawaban dari pertanyaan nya.

'Sejak kapan dia di sini? Kemana wanita yang tadi datang bersamanya itu? Apa mungkin mereka itu bukan... Oh, tidak! Tidak mungkin! Wanita itu pasti pacarnya. Jangan bodoh Icha!'

Putra yang tidak mendapatkan jawaban dan hanya di pandangi oleh Icha, mulai merasakan panas menjalar di wajahnya. Ia segera menarik tangan Icha, menuntun nya maju ke bagian paling depan stand. Icha terlonjak kaget saat Putra menarik tangannya dalam diam, melewati keramaian pengunjung disana.

Susah payah mereka akhirnya berhasil sampai ke depan stand. Tapi apa yang ditampilkan oleh si pemilik stand membuat keduanya tak bisa berkata-kata.

Di depan stand ada sebuah meja persegi panjang dilapisi dengan kain hitam dan benda-benda aneh, yang belum pernah Icha lihat, ditata rapi diatasnya.

Disamping meja tersebut, berdiri seorang wanita paruh baya, berbicara lantang mengenai ramalan. Wanita itu menggunakan pakaian serba hitam, wajahnya pun di dandani layaknya penyihir dalam cerita dongeng anak-anak. Bahkan sapu terbang nya pun tidak ketinggalan, di genggamnya erat dan di gerak-gerakan heboh saat ia bicara.

Mulut Icha setengah terbuka, masih tidak percaya dengan pemandangan di depannya. Bagaimana mungkin ada stand seperti itu di sana? Sedangkan Icha sama sekali tidak pernah mendengar akan ada stand seperti itu selama rapat persiapan kemarin.

Perlahan ia mencoba melirik ke arah Putra yang berdiri disampingnya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi nya melihat hal tersebut. Tapi yang Icha lihat hanya seorang pria dewasa tampan yang berdiri santai dengan wajah yang terlihat - lebih ceria - dari sebelumnya, seperti begitu menikmati pertunjukkan tersebut.

Icha tidak begitu mendengar apa yang dibicarakan di depan sana. Ia sibuk memeperhatikan Putra disampingnya. Matanya seperti dua kutub magnet yang tidak bisa lepas dari Putra.

Tiba-tiba saja Putra menoleh ke arahnya, menatap Icha dengan manik gelapnya yang tajam. Icha terkejut dan rona merah muncul di wajahnya, menampilkan jelas kalau wanita itu malu karena tertangkap basah sedang memandangi Putra. Tapi ia mencoba untuk menutupi nya dengan sikap dingin.

"Apa?!"

"Tangan," jawab Putra.

Ia sedikit berbisik sambil menunjuk ke satu arah dengan lirikan matanya dan senyum yang dipaksakan.

Icha mengikuti arah yang ditunjuk oleh Putra dan ...

TTAARRAAA...

Icha hampir saja berteriak kalau tangannya tidak segera mendekap mulutnya. Penyihir itu berdiri begitu dekat di depannya. Tersenyum lebar sambil menjulurkan satu tangannya pada Icha. Seperti seorang penyihir tua yang menyeringai karena puas telah berhasil menemukan bahan untuk ramuan obat ajaibnya.

Bingung, Icha menatap ke arah Putra lagi. Tapi Putra hanya menatapnya balik dan mengangguk kan kepalanya.

Melihat itu, Icha kembali menatap penyihir di depannya. Ragu ia bertanya, "Sa..ya?"

Penyihir itu semakin tersenyum lebar mendengar pertanyaan Icha.

"Iya. Boleh saya lihat telapak tangan anda yang cantik?"

Setengah ragu dan takut, Icha menjulurkan tangannya pada penyihir itu setelah menganggu kan kepalanya pelan.

Setelah memegang tangan Icha, penyihir itu menoleh ke arah Putra dan melakukan hal yang sama.

Tidak seperti Icha, Putra justru menjulurkan tangannya dengan senyum di wajahnya.

Penyihir itu diam dan memperhatikan telapak tangan mereka berdua bergantian.

Putra begitu santai memeperhatikan apa yang dilakukan oleh penyihir itu.

Sementara Icha bergidik ngeri karena hal tersebut. Di matanya, ia seolah melihat penyihir tua itu sedang menimbang tangan siapa yang akan ia bawa pulang.

Icha lagi-lagi terlonjak di tempat nya saat penyihir itu menatap nya tajam tiba-tiba.

Merasakan ketegangan Icha disampingnya, Putra menyampirkan tangannya yang bebas ke pundak Icha. Mengusap pelan dan tersenyum manis saat Icha menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

Icha baru saja ingin membuka mulutnya tapi suara lantang milik penyihir itu berhasil mengalihkan perhatiannya.

"Bagus! Bagus sekali! Garis tangan kalian berdua sangat cocok. Kalian memang berjodoh,"

Mata Icha membuka tv sempurna mendengar ucapan penyihir itu. Tapi yang dikatakan selanjutnya membuat wajah Icha merah padam karena malu.

"Hmm..." gumam nya mengamati lagi tangan Icha dan Putra.

"Kalau kalian ingin melanjutkan hubungan kalian ke jenjang pernikahan, saya sarankan kalian melangsungkan nya di pertengahan tahun depan. Waktu itu akan sangat bagus untuk kalian," ucapnya lagi, kali ini ia tersenyum cerah. Meskipun tetap menyeramkan karena make up tebalnya itu.

"Tapi kami buk..."

"Benarkah itu? Wah, sepertinya rencana pernikahan kami memang harus di undur sampai tahun depan. Karena sepertinya wanita disamping saya ini masih belum sepenuhnya siap. Padahal saya ingin cepat menikah dengan nya." ucap Putra memotong ucapan Icha. Suaranya benar-benar terdengar begitu bahagia, seakan mereka berdua memang sepasang kekasih.

Beberapa pengunjung perempuan yang mendengar itu melemparkan tatapan iri pada Icha, membuat wajah Icha semakin memerah.

"Hahaha. Saya ikut berbahagia untuk kalian berdua, tapi anda harus bersabar sedikit lagi. Hahaha,"

Icha mendengar suara melengking penyihir itu, seakan tidak ingin kalah bahagia dari Putra.

Entah apa lagi yang mereka berdua bicarakan. Icha sudah tidak dapat mendengarnya, sibuk dengan makian nya yang semakin menjadi dalam pikirannya.

'WHAT!! Menikah?!! Mereka berdua itu benar-benar... Aish!!! Kenapa dua hari ini aku selalu mendapat masalah seperti ini sih! Putra bodoh! Apa yang ia pikirkan saat mengatakan hal itu. Bagaimana kalau pacar nya itu melihat kejadian ini?! Aarrgghhh... Putra bodoh! Ramalan bodoh! Aarrggghhh.. Tidak! Sepertinya akulah yang bodoh! Kenapa aku mau saja di ramal oleh penyihir aneh itu!!'

Putra baru saja memberikan beberapa lembar uang kepada penyihir itu, saat Icha menariknya menjauh dari sana. Menghindari percakapan yang tidak seharusnya dibicarakan di depan banyak orang.

Jangan lupa di ingat, 'Icha dan Putra tidak memiliki hubungan apapun!'

Beberapa orang yang mereka lewati, melemparkan senyum penuh arti. Bahkan beberapa yang mengenal mereka mengucapkan selamat. Icha mengacuhkan nya dan berusaha segera menjauh dari sana. Sedangkan Putra justru membalas ucapan selamat itu dengan senyum lebar di wajahnya.

Icha melepaskan genggamannya dari tangan Putra setelah mereka berada cukup jauh dari stand tadi.

Ia menatap tajam ke arah Putra yang diam memandangnya dengan senyum jahil.

"Apa maksud sikap kamu tadi? Kita nggak pernah punya hubungan apa-apa. Tapi tadi itu... Kamu... Penyihir itu..."

Icha tidak dapat menyelesaikan ucapannya. Ia memejamkan kedua matanya erat, mencoba meredam emosinya.

"Kenapa? Peramal tadi bilang kita jodoh dan bisa nikah tahun depan kan. Apa kamu mau nikah tahun ini juga? Aku sih nggak keberatan," ucap Putra santai, masih dengan senyum diwajahnya.

"Kamu punya pacar dan dia ada disini sekarang! Pikirkan gimana perasaan nya kalau dia tahu kejadian barusan, Put!" sembur Icha.

Perkataan Putra sukses membuat emosinya meledak. Kemarahan Icha itu juga berhasil membuat senyum Putra menghilang, digantikan dengan wajah datar nya yang membuat nya terlihat menyeramkan.

"Aku... Kamu... Aku pergi duluan," ucap Icha tidak ingin melanjutkan ucapannya.

Ia segera berbalik untuk pergi menjauh dari sana, tapi tangan Putra lebih cepat untuk menahannya tetap disana.

"Putra!!"

Suara seorang wanita yang baru pertama kali Icha dengar membuat mereka berdua mengalihkan pandangan.

Melihat si pemilik suara, Icha segera menepis tangan Putra dan sedikit menjauh dari nya.

"Oh! Ini siapa?" tanya wanita yang kini berdiri di samping Putra. Menatap Icha menyelidik, sementara tangan nya sudah menggelayut manja di lengan Putra.

"Ini orang nya yang sering aku ceritain," jawab Putra tanpa melepas pandangan nya dari Icha.

'Eh? Cerita? Aku? Tapi kenapa?' gumam Icha dalam hati.

"Oh jadi ini yang nama nya Icha. Akhirnya aku bisa ketemu juga," ucap wanita itu riang.

"Aku Silvi. Sepupunya Putra yang di jogja. Senang deh bisa kenal juga sama kamu," ucapnya lagi sambil menjulurkan tangannya pada Icha.

'Sepupu?! Ah, sial! Icha.. Kamu benar-benar makhluk terbodoh!' maki nya dalam hati.

Tangan nya terjulur ke depan, menerima uluran tangan Silvi. Icha bisa melihat sekilas wajah Putra yang tersenyum senang memandangi mereka berdua.

"Iya, kenalin ini Silvi. SEPUPU aku, BUKAN PACAR aku." ucap Putra dengan penuh penekanan , membuat wajah Icha memanas dan memerah lagi.

"Pacar?! Hahaha, aku itu sepupunya asli kok. Tenang aja, aku berani jamin kalau Putra ini udah cinta mati sama kamu." ucap Silvi menggoda, yang dibalas dengan jitakan dikepalanya oleh Putra.

Setelah berbicara sebentar, atau lebih tepatnya menggoda mereka berdua tentang kejadian di stand peramal barusan, Silvi pamit untuk melihat-lihat lagi.

Hening.

Baik Putra maupun Icha tidak ada yang membuka mulutnya. Membuat suasana di antara mereka menjadi kaku kembali seperti saat mereka pertama kali bertemu beberapa bulan yang lalu.

Putra mengusap tengkuknya, berdeham kemudian menarik dan menghembuskan napas dalam. Lalu ia memegang pundak Icha dan menatap nya lembut, membuat Icha semakin diam, salah tingkah karenanya.

"Aku.. Jujur aku bingung harus mulai dari mana. Tapi, aku mau kamu tahu kalau selama 6 tahun ini perasaan aku ke kamu masih sama, Icha. Beberapa bulan terakhir sering ketemu kamu, aku semakin nggak bisa bahan perasaan aku. Aku sayang kamu,"

Putra berhenti sebentar, menelan ludahnya berisik. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan degup jantung nya yang begitu kencang.

"Dan tadi itu aku serius. Rencana nya setelah acara ini selesai aku akan nunjukin perasaan aku ke kamu. Aku semakin yakin setelah apa yang dilakukan Salsa kemarin,"

Ia menarik napas dalam lalu melanjutkan, "Apa kamu mau jadi satu-satu nya orang spesial yang selalu ada disamping aku selamanya?"

Icha membeku. Otak nya berhenti bekerja, membuatnya seperti patung yang hanya bisa memandang wajah tegang di depannya.

"A..aku..."

"ICHA NGGAK MUNGKN NOLAK LO!!"

Salsa berteriak dari depan stand yang paling dekat dengan tempat mereka berdua berdiri lalu tertawa terbahak-bahak.

"Ck! Selalu aja ganggu moment orang," gumam Icha pelan, melotot pada Salsa. Tapi Putra masih bisa mendengarnya jelas.

"Mak..maksudnya... Jadi kamu..." tanya Putra terbata-bata.

Icha mengalihkan pandangannya dari Salsa saat mendengar suara Putra. Wajahnya terasa panas, tapi ia mengangguk kan kepalanya pelan. Kemudian memberanikan diri menatap langsung wajah Putra dan tersenyum malu.

"Perasaan aku juga sama seperti mu," ucapnya pelan.

"Seriously?" tanya Putra lagi, masih tidak yakin dengan apa yang di dengar nya.

Icha kembali mengangguk kan kepalanya lebih mantap. Matanya memandang ke dalam manik gelap milik Putra.

Melihat itu, Putra langsung menariknya ke dalam pelukan nya, menggumamkan kata terima kasih berkali-kali. Membuat Icha membalas pelukannya itu dengan senyum lebar.

"Putra! Lihat deh, aku tadi nemuin stand makanan dari durian loh," teriak Silvi senang yang entah sejak kapan sudah berada didekat mereka.

Icha yang mendengar kata 'Durian' langsung mendorong Putra dan berjalan menjauh dari sana.

"Yah!! Jangan bawa itu ke sini," teriak Putra pada Silvi yang terkejut dengan sikap sepupunya itu. Lalu ia segera berlari mengejar Icha yang semakin jauh.

Silvi mengerucutkan bibirnya sebal. Salsa menghampirinya dengan tawa yang masih belum surut.

"Hahaha.. Sabar ya vi. Icha itu anti banget sama durian." ucap Salsa disela tawanya.

Sedangkan Silvi hanya menghela napas mendengarnya karena ia maniak dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan durian. Hancur total rencana nya untuk mengajak Icha menemani nya berburu makanan satu itu.

"Mereka berdua itu..." ucap Salsa setelah tawanya berhenti.

"Pasangan paling lemot yang pernah aku tahu," lanjut nya. Matanya menatap jauh ke arah Putra yang berusaha membujuk Icha untuk berhenti menjauh darinya.

Silvi yang berdiri disamping Salsa ikut tersenyum melihat hal yang sama, karena ia sangat tahu bagaimana sepupunya itu terlihat bahagia saat menceritakan semua tentang Icha padanya.

End

By. Chy Zy
🌹